Building peace through mystic philosophy: study on the role of Sunan Kalijaga in Java

Waston Waston

Abstract


This paper aims to study the teachings of peace invented in the Javanese tradition particularly by Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga was a Muslim saint in the 15th century AD who taught mystical-philosophical teachings. His role permeates in the Javanese tradition so peaceful values that are embedded in its teachings still be traced and developed. We conducted a literature study on the role, influence and legacy of Sunan Kalijaga. We focused on his philosophical approach to religious thought as oppose to the mystical aspect. Our findings show that Sunan Kalijaga succeeded in using proper choice of words to combine Islamic values and predominant cultural elements (e.g., Hinduism, Buddhism). Therefore, instead of using the Arabic terms, Sunan Kalijaga used many old Javanese and Sanskrit terms commonly used in the 15th-16th century Javanese society. As an implication, Sunan Kalijaga created terms that are less Islamic but loaded with Islamic values. His examination is not only inherited into terms, but also practices, symbols and institutions. Among those Javanese traditions, some of them are critically important in supporting peace-building. This paper reaps the peaceful values of the Sunan teachings in the hope of countering the stream of extreme ideologies that have recently flooded the public.

 

Paper ini bertujuan mengunduh ajaran damai yang ditanam dalam tradisi Jawa
terutama yang disemai oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah seorang wali
pada abad ke 15 M yang memiliki ajaran bersifat mistis-filosofis. Hingga saat ini,
pengaruh Sunan Kalijaga sangat terasa dalam tradisi Jawa sehingga nilai-nilai
damai yang ada dalam ajarannya masih dapat ditelusuri dan dikembangkan.
Dengan menerapkan studi pustaka, data-data dalam riset ini dikumpulkan dari
sumber-sumber yang mengkaji Sunan Kalijaga, peran, pengaruh, dan warisanwarisannya.
Oleh karena corak pemikiran keagamaan Sunan Kalijaga bersifat
mistis-filosofis, maka aspek mistisisme dan pendekatan filsafat juga digunakan
dalam tulisan ini. Paper ini memaparkan temuan bahwa dalam pratiknya, Sunan
Kalijaga melakukan permainan bahasa yang dengan cara tersebut ia berhasil
memadukan antara nilai-nila i keislaman dengan unsur buda y a dominan
yang telah ada sebelumnya yaitu Hindu dan Buddha. Oleh karena itu, alihalih
menggunakan istilah Arab, Sunan Kalijaga justru banyak menggunakan
istilah Jawa Kuna dan Sansekerta yang lazim digunakan dalam masyarakat Jawa
abad 15-16. Hasil dari upaya tersebut, Sunan Kalijaga menghadirkan istilahistilah
yang tampaknya kurang Islami namun sarat muatan nilai-nilai Islam.
Ijtihad Sunan Kalijaga tidak hanya terwariskan menjadi istilah-istilah, namun
juga menjadi praktik, simbol bahkan melembaga. Dari beberapa bentuk tradisi
jawa yang diwariskan Sunan Kalijaga dapat diambil bebera p a nilai penting
yang mendukung iklim damai. Paper ini memetik nilai-nilai damai ajaran sang
Sunan tersebut dengan harapan dapat membendung arus ideologi ekstrim yang
akhir-akhir ini semakin membanjiri ruang publik.


Keywords


Sunan Kalijaga; Peace; Mysticism; Javanese

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.18326/ijims.v8i2.281-308

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Waston Waston

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/


Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies indexed by: