Ground Zero mosque in the context of America’s post-9/11 religious pluralism: CDA of mainstream news media’s coverage of the discursive event

Saad Boulahnane

Abstract


This article analyzes the Ground Zero Mosque discursive event and the discourses surrounding the American Muslim Community and explores the role of the media in the production and reproduction processes of anti-Muslim frames. To understand Islamophobia in the United States in the context of religious pluralism, this article adopts Critical Discourse Analysis, under which two theories unfold: sourcing theory and framing theory. The sourcing analysis targeted the media voices monitoring the discourses and contributing to the discursive construction and interpretation of mosque proposal into an agenda-led image. The second theory is framing, which consists of including a perceived reality—in the news—, making it more salient, and presenting it to the audience. The data analyzed were collected from CNN and Fox News via Lexis Nexis online academic database. A total of 225 media transcripts—(n=138) Fox News and (n=87) CNN—constituted the text and were coded and analyzed using Atlas.ti data mining software program. The critical analysis has resulted in a number of 180 voices—e.g. journalists, politicians, academics, officials, etc. — contribution of the discursive construction of the non-violence event, of
which 150 were anti-Muslim activists, journalists, politicians, reportedly former
Muslim Brotherhood member, etc. The study has also resulted in two main
frames: frame of illegitimacy and frame of terrorism, transforming the nonviolence
event into a celebrated violent one, thereby providing a vivid image of
America’s project of religious pluralism and its capacity to accommodate the
religions existing within the American confines.
Artikel ini menganalisis peristiwa acara diskursif Masjid Ground Zero dan
wacana seputar Komunitas Muslim Amerika dan mengeksplorasi peran media
dalam proses produksi dan reproduksi bingkai anti-Muslim. Untuk memahami
Islamophobia di Amerika Serikat dalam konteks pluralisme agama, artikel
ini mengadopsi Analisis Wacana Kritis, di mana dua teori terungkap: teori
sumber dan teori framing. Analisis sumber menargetkan suara-suara media
yang memonopoli wacana dan berkontribusi pada konstruksi diskursif dan
interpretasi proposal masjid ke dalam pencitraan yang dipimpin oleh suatu
agenda. Teori kedua adalah framing, yang terdiri dari memasukkan realitas yang
dirasakan — dalam berita—, membuatnya lebih menonjol, dan menyajikannya
kepada pemirsa. Data yang dianalisis dikumpulkan dari CNN dan Fox News
melalui database akademik online Lexis Nexis. Sebanyak 225 transkrip media—
(n = 138) Fox News dan (n = 87) CNN — merupakan teks dan dikodekan
dan dianalisis menggunakan program perangkat lunak data mining Atlas.ti.
Analisis kritis telah menghasilkan sejumlah 180 suara — misalnya wartawan,
politisi, akademisi, pejabat, dll. - berkontribusi terhadap konstruksi diskursif
dari peristiwa non-kekerasan, yang 150 di antaranya adalah aktivis anti-Muslim,
jurnalis, politisi, mantan anggota Ikhwanul Muslimin, dll. Studi ini juga telah
menghasilkan dua kerangka utama: bingkai illegitimacy dan bingkai terorisme,
yang mengubah peristiwa non-kekerasan menjadi peristiwa yang sangat kejam.
Inilah gambaran yang jelas tentang proyek pluralisme agama Amerika dan
kapasitasnya untuk mengakomodasi agama-agama yang ada dalam batas-batas
Amerika.

Keywords


IIslamophobia; Ground zero;Sourcing; Religious pluralism; Framing

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.18326/ijims.v8i2.253-279

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Saad Boulahnane

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/


Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies indexed by: