Ali Shari’ati’s revolutionary Islamic thought and its relevance to the contemporary socio-political transformation

Anjar Nugroho, Tulus Warsito Surwandano

Abstract


Ali Shari’ati emerged as an enlightened intellectual figure in the phenomenon
of the authoritarian and oppressive power of the Syah Pahlavi regime. Shari’ati
appeared as a pioneer of radical ideas about Islam and the revolution which
stemmed from the Shi’a teachings that had been grafted into the revolutionary tradition of the Third World and Marxism. Shari’ati succeeded in establishing a revolutionary Islamic ideology that became the basis of the mass collective consciousness against the regime of the Syah. In Shari’ati’s thought, Islam is an emancipatory ideology and liberation. The progressive and revolutionary view of Shari’ati’s Islam derives from a belief system of tauhid. While tauhid in Shari’ati’s view is the unity among God, man and the universe, the society which is full of social discrimination, injustice, and arbitrariness can be categorized as Shirk, the opponent of tauhid. In the context of the Iranian revolution, the Shari’ati’s Islamic thought and ideology became the fourth  t-text-stroke-width: 0px; "> bridge or road from the ideological stalemate of the pre-revolutionary opposition movement, which is between secularist-nationalist, Marxist-Communist
and Islamic Fundamentalism. Further, Shari’ati’s ideology paved the way for
the acceptance of Imam Khomeini as a revolutionary leader. This paper aims
to contextualize Ali Shari’ti’s views on socio-political change in Indonesia.
Ali Shari’ati muncul menjadi sosok intelektual tercerahkan dalam fenomena
kekuasaan rezim Syah Pahlevi yang otoriter dan menindas. Shari’ati lalu tampil
sebagai pelopor gagasan-gagasan radikal tentang Islam dan revolusi yang bersumber
dari ajaran Syi’ah yang sudah dicangkokkan dengan tradisi revolusioner Dunia
Ketiga dan Marxisme. Ali Shari’ati berhasil membangun ideologi Islam revolusioner
yang kemudian menjadi basis kesadaran kolektif massa menentang kekuasaan rezim
Syah. Dalam pemikiran Shari’ati, Islam adalah sebuah ideologi emansipasi dan
pembebasan. Pandangan Islam Ali Shari’ati yang progresif dan revolusioner
bersumber pada satu sistem keyakinan yaitu tauhid. Jika tauhid dalam pandangan
Shari’ati adalah kesatuan antara Tuhan, manusia dan alam semesta, maka kondisi
masyarakat yang penuh diskriminasi sosial, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan
dapat dikategorikan sebagai syirk, lawan dari tauhid. Dalam konteks revolusi Iran,
tawaran pemikiran dan ideologi Islam Syari’ati menjadi jembatan atau jalan keempat
dari kebuntuan ideologi gerakan oposisi pra-revolusi, yaitu antara nasionalis-sekuler,
Marxis-Komunis dan Fundamentalisme Islam. Ideologi Shari’ati melapangkan
jalan bagi diterimanya Imam Khomeini sebagai pemimpin revolusioner. Tulisan
ini hendak mengkontekstualisasikan pemikiran Ali Shari’ati dalam perubahan sosialpolitik di Indonesia.

Keywords


Islam; Revolution; Social-Transformation; Political Islam

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.18326/ijims.v7i2.251-276

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Anjar Nugroho, Tulus Warsito Surwandano

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/


Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies indexed by: