Moderate Islam and the Social Construction of Multi-Ethnic Communities in the hinterland of West Kalimantan

Zaenuddin Hudi Prasojo, Elmansyah Elmansyah, Muhammed Sahrin Haji Masri

Abstract


This article discusses the social construction of culture and inter-ethnic relations within the daily lives of the people of West Kalimantan. Religion and ethnicity have played central roles in the identity dynamics of its multi-ethnic communities; they have also contributed to communal conflicts, with religious and cultural sentiments common throughout the region. Islam has become an important religion in West Kalimantan, as it is practiced by more than half of the province's population. This article explores the local potential of communities and the opportunity to promote better Islamic development in the region's hinterland after the collapse of the Islamic sultanates that had introduced Islam into this region. Data were obtained from ten different locations in Mempawah, Landak, and Sanggau Regencies, all of which are considered part of West Kalimantan's hinterland and are relatively homogenous in their demographics, religions, and customs. Over two years of research, we noted important local potentials and wisdoms in the region, finding that these complemented Islam within local communities' everyday lives. These local potentials and wisdoms included beliefsthat serving food strengthens brotherhood, friendliness is a key to success, lineage is a gift that should be appreciated, and serving guests brings happiness, as well as an ethos that promotes hard work and good manners.

 

Artikel ini didasarkan pada hasil penelitian yang mendalam tentang konstruksi sosial yang meliputi persoalan budaya dan hubungan antar etnis yang menjadi isu penting pada masyarakat Kalimantan Barat. Agama dan etnisitas memiliki peran sentral dalam dinamika identitas kehidupan masyarakat yang multi-etnis ini, sehingga konflik yang didorong oleh sentimen agama dan budaya pun terjadi berulang kali di wilayah ini. Islam yang berkembang di Kalimantan Barat menjadi salah satu agama yang memiliki peran sentral, karena dipeluk oleh lebih dari separuh masyarakat Kalimantan Barat. Artikel ini mendiskusikan tentang bagaimana potensi lokal yang dimiliki oleh masyarakat dan peluang Islam untuk berkembang lebih baik dalam konteks bahwa Islam berkembang di wilayah pedalaman pasca runtuhnya beberapa kesultanan Islam yang berhasil membawa Islam ke pedalaman Kalimantan Barat. Potensi lokal tersebut terungkap dari berbagai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat yang ditemukan dalam penelitian selama kurun waktu dua tahun. Data diperoleh dari sepuluh titik lokasi yang berbeda di wilayah Kabupaten Mempawah, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau yang dianggap sebagai pedalaman Kalimantan Barat. Daerah – daerah tersebut adalah wilayah pedesaan yang memiliki homogenitas penduduk, baik dari segi suku, agama, dan adat istiadat. Beberapa bentuk potensi lokal yang bersambut dengan Islam dari kalangan masyarakat lokal meliputi kepercayaan terhadap kulinari yang dapat mempererat persaudaraan, tradisi warisan budaya untuk persahabatan dengan alam sebagai kunci kesuksesan, keturunan sebagai anugerah yang tidak boleh ditolak, memuliakan tamu sebagai kunci kebahagiaan, bekerja keras, dan tata karma yang tinggi.

 


Keywords


Moderate Islam; Social Construction; Rural Communities; West Kalimantan

Full Text:

PDF

References


Abdillah, Zulkifli, Kepingan-kepingan Sejarah Umat Islam, Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2010.

Akhyar, Muzayyin, and Alfitri, "Aksi Bela Islam: Islamic Clicktivism and the New Authority of Religious Propaganda in the Millennial Age in Indonesia", Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 9, Number1 (June 2019), 1–29.

Akmansyah, M. "Membangun Toleransi dalam Perspektif Pendidikan Spiritual Sufistik", KALAM, Volume 10, Nomor 2 (Desember 2016), 517–536.

Alqadrie, Syarif Ibrahim. Matahari Akan Terbit di Barat, Pontianak: Yayasan Insan Cita KalBar, 2008.

A'la, Abd and Zamzami, Mukhammad and Udin, Nur Hidayat Wakhid and Aniq, Ahmad Fathan. "Islamism In Madura: From Religious Symbolism to Authoritarianism",Journal of Indonesian Islam, Volume 12, Number 2 (December 2018), 159–194.

Bachtiar, Wardi. Sosiologi Klasik dari Comte Hingga Parsons, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Bawantara, Agung and Ebo, Putu, and Ekaristi, Maria, Khazanah Negeriku: Mengenal 33 Provinsi di Indonesia, Jakarta: Anak Kita, 2011.

Effendy, Chairil. “Dayak Islam dan IKDI, Usaha Mendudukkan Agama dalam Konteks Sejatinya”,in Dayak Islam di KalBar. A Colloquium Proceeding of Dayak Islam di KalBar, Pontianak 21-23 November 2000, STAIN Pontianak Press.

Fuadi, Muhammad Robith. "Memahami Tasawuf Ibnu Arabi dan Ibnu al Farid: Konsep al Hubb Illahi, Wahdat al Wujud, Wahdah al Syuhud dan Wahdat al Adyan", Ulul Albab,Volume 14, Nomor 2 (Desember 2013), 147–160.

Hermansyah, Ilmu Gaib di Kalimantan Barat, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2010.

---------, Islam dari Pesisir sampai ke Pedalaman KalBar, Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2010.

Hisyam, Muhammad, and Pamungkas, Cahyo (ed.), Indonesia, Globalisasi,dan Global Village, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016.

Huda, Noor Muchsin. "Perkembangan Institusi Sosial-Politik Islam Indonesia Sampai Awal Abad XX", Addin, Volume 9, Nomor 2 (September 2015), 349–382.

Mahfud, Choirul. "Chinese Muslim Community Development in Contemporary Indonesia: Experiences of PITI in East Java", Studia Islamika, Volume 25, Number 3 (December 2018), 471–502.

Manuaba, I.B. Putera. "Memahami Teori Konstruksi Sosial", Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Universitas Airlangga, Volume 21, Nomor 3 (Juni 2008), 221–230.

Muchsin, Noorhudha. "Potensi Kearifan Lokal Sebagai Pembentuk Nilai-nilai Pancasila dalam Rangka Menjaga Kedaulatan Wilayah Perbatasan NKRI", in Team for Pancasila Studies (eds.), Membangun Kedaulatan Bangsa Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila: Pemberdayaan Masyarakat dalam KawasanTerluar, Terdepan danTertinggal (3T) (Kumpulan Makalah Call for Paper Kongres Pancasila VII), Yogyakarta: Center for Pancasila Studies, UGM, 2015.

Nor, Mohd Roslan Mohd, and Khan, Issa. "Analysing the Conceptual Framework of Religious Freedom and Interreligious Relationship in Islam", Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 8, Number 2 (December 2018), 309–334.

Salim, Moh. Haitami. "Islam dan Fenomena Konflik Lokal: Pengalaman Konflik di Kalimantan Barat", In Bahari, Yohanes, andRuslan, Ismail (eds.), Multikulturalisme dalam Sorotan, Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2009.

Saptomo, Ade. Hukumdan Kearifan Lokal: Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, Jakarta: Cikal Sakti and Grasindo, 2010.

Seran, ElianaYunitha. "Gaya Belajar Siswa Sekolah dasar Berdasarkan Latar Belakang Etnis (Tionghoa–Dayak) di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat", Jurnal Educhild, Volume 4, Nomor 1(Maret 2015), 1-7.

Sutrisno, Leo.Tionghoa Kalimantan Barat, Pontianak: Harian Pontianak Post, 2 January 2016.

Yusriadi and Hermansyah, Orang Embau: Potret Masyarakat Pedalaman Kalimantan, Pontianak: STAIN Pontianak, IKAPI & Ford Foundation, 2003.

Yusriadi, Hermansyah, Ismail Ruslan, Ambaryani, and Farninda Aditya, Pengetahuan Tradisional Masyarakat Dayak: Studiatas Masyarakat Benuaq di Tanjung Isuy Kalimantan Timur, Pontianak: Center for the Preservation of Cultural Values, Pontianak, and STAIN Pontianak Press, 2012.




DOI: https://doi.org/10.18326/ijims.v9i2.217-239

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Zaenuddin Hudi Prasojo, Elmansyah Elmansyah, Muhammed Sahrin Haji Masri

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/


Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies indexed by: