Revisiting Indonesian public reactions against Danish cartoons depicting prophet Muhammad
Abstract
This paper revisits the case of cartoon controversy in 2006, particularly focus-
ing on the way in which the Indonesian public reacted against the twelve
Muhammad Danish cartoons by the Jylands-Posten published in September 30,
2005. The study remains relevant as the case reflects not only Muslims’ reac-
tion against the blasphemy theologically but it also mirrors the new face of
Indonesian Islam in the reform era which has given birth to a new free public space in which new differing ideologies emerged and were propagated in vari
ous media. This study particularly focuses on the selected thirteen op-ed pieces
and one interview published by the Indonesian online media in January 2006—
three pieces published by Hidayatullah, one posted in a personal website, two
published by Kompas, two by The Jakarta Post, one by Gatra, three by Tempo
one op-ed and one interview by JIL (Islamic Liberal Network). My analysis of
these works reveals two groups with different arguments: radical and conserva
tive return to their theological foundation to retaliate the cartoonists who
committed blasphemy against their prophet, whereas liberals and progressive
Indonesians rely on reasoning and draw cultural values in expressing their
appraisals of the vilifying images.
Makalah ini berusaha mengkaji kembali kasus kontroversi kartun pada tahun
2006, terutama berfokus pada cara di mana masyarakat Indonesia bereaksi
terhadap dua belas kartun Muhammad yang diterbitkan oleh surat kabar Den-
mark Jylands-Posten pada tanggal 30 September 2005. Studi ini tetap relevan
sebagai kasus yang mencerminkan tidak hanya reaksi umat Islam terhadap
penghujatan secara teologis tetapi juga mencerminkan wajah baru Islam Indo-
nesia di era reformasi yang telah melahirkan ruang publik bebas baru di mana
berbagai ideologi baru muncul dan disebarkan di berbagai media. Penelitian
ini terutama fokus pada tiga belas buah edisi opini dan satu wawancara yang
diterbitkan oleh media online Indonesia pada Januari 2006, yang terdiri dari
tiga potong yang diterbitkan oleh Hidayatullah, yang diposting di sebuah si-
tus pribadi, dua diterbitkan oleh Kompas, dua oleh The Jakarta Post, satu
oleh Gatra, tiga Tempo, satu op-ed dan satu wawancara dengan JIL (Jaringan
Islam Liberal). Analisis atas karya-karya ini mengungkapkan dua kelompok
dengan argumen yang berbeda: kelompok radikal dan konservatif berpedoman
pada landasan teologis mereka untuk membalas kartunis yang melakukan
penghujatan terhadap nabi mereka, sedangkan kaum liberal dan progresif In-
donesia mengandalkan penalaran dan menarik nilai-nilai budaya dalam
mengekspresikan penilaian mereka atas gambar-gambar tersebut.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.18326/ijims.v5i2.195-229
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2015 Al Makin
License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies indexed by:
INDONESIAN JOURNAL OF ISLAM AND MUSLIM SOCIETIES by http://ijims.iainsalatiga.ac.id/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License